Powered By Blogger

Senin, 23 Mei 2022

Part 3

 Lanjut.....

Ketika awal keluar sma saya tiba- tiba mendapatkan hadiah sebuah jam yang bersuara itu apa yah namanya. Dia menitipkan ke teman saya waktu itu. Hadiah pertama saya rasa yang dia berikan ke saya. Dia suatu saat datang ke rumah dan menyatakan perasaanya. Namun, pada waktu itu saya menolaknya karena memang waktu itu saya bertekad tidak mau pacaran. Maklum lah waktu itu anak pesantren banget lagi agamis agamisnya. 

 

Tibalah kita di kuliahan. Ini part yang paling malu karena saya banyak salahnya sama dia. Waktu itu alhamdulillah saya diam di sebuah pesantren di bandung. Waktu masa perkenalan ketika saya berangkat dia sedang bekerja di sebuah warung. Seorang pekerja keras banget pokonya. Saya sering meluangkan waktu untuk sekedar ngobrol dan bertemu dengan dia. Biasanya sih di masjid kampus. Setiap bertemu pasti kita debat. Terus dan terus seperti itu dia bergulat dengan kesibukannya dan begitu pun dengan saya. Yah yang pastinya dia lebih sibuk dari pada saya waktu itu karena dia lebih berjuang keras waktu itu untuk menghidupi kehidupan di kota yang emang semuanya harus dibeli dengan uang.

Saya juga sering minta bantuan sama dia seperti mengerjakan tugas bahasa inggris saya, karena saya paling bego mata kuliah itu. Dan dia emm jangan ditanya orang super jenius ini.

Banyak hal yang kita lewati tapi yah rasanya saya pun malu untuk menceritakan apa saja yang saya lalui waktu itu. Kalo sekarang saya bilang. Entah mengapa waktu itu saya berbuat seperti itu memanfaatkan orang yg baik. Padahal waktu itu dia pun sedang susah yah. Entahlah saya juga malu rasanya menceritakannya.

Waktu itu dia belum tau kalo saya sudah punya komitmen dengan orang lain, jadi dia lempeng aja dan kami baik-baik saja. Dia pun sering main ke kosn temen saya dan kita sering bertemu.

Tibalah saatnya temen saya keceplosan fan akhirnya dia tau ..Emmmm pkonya ini part yang paling menguras emosi. Dia marah karena menyangka bahwa saya masih menunggu dia dan masih berkomitmen tidak berpacaran. Padahal kalo saya fikir waktu itu saya ga pernah komitmen untuk saling menunggu. Saya hanya bilang saya tidak mau pacaran tapi saya tidak tahu bagaimana persepsi dia waktu itu. Entahlah....

Dia yang pasti marah, beberapa hari mungkin minggu kita tidak berkomunikasi dan bertemu. Lama sudah mungkin dia sudah move on, dan memang saya fikir dia orang yang gampang move on sihhh 😅


Setelah itu hubungan kita aga renggang..


Bersambung.....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar